29 Nov 2009

Kerajinan Limbah Kertas Koran

Kerajinan Limbah Kertas Koran






Anda berminat hubungi : 085234061817

Kerajinan Lampion

LAMPION BENANG






Berbahan dasar dari benang jahit. Anda tertarik buruan call : 085234061817

18 Mar 2009




PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SAFI’IYAH ASEMBAGUS SITUBONDO JAWA TIMUR

SEJARAH PONDOK

Pesantren yang berdiri di Sukorejo ini, pada awalnya adalah sebuah hutan lebat. Setelah mendapat saran dari Habib Musawa dan Kiai Asadullah dari Semarang, Kiai Syamsul Arifin, sebagai pendiri pondok, segera membabat hutan lebat tersebut sekitar tahun 1908 untuk mendirikan pesantren. Dipilihnya hutan yang banyak dihuni binatang buas tersebut, berdasarkan hasil istikharah . Kini pesantren tersebut telah menjadi agen pembangunan bagi masyarakat sekitarnya. Sosoknya tidak seperti œmenara gadingâ, tetapi justru terbuka dan menyatu dengan masyarakat sekitarnya. Tak heran, kalau masyarakat Situbondo merasakan manfaat atas kehadiran pondok pesantren ini.

Banyak cerita yang mengisahkan pesantren yang memiliki santri 15.000 orang ini. Kiai Syamsul, setelah berhasil mendirikan pondok di tengah hutan Desa Sukorejo mulai banyak didatangi orang. Tanpa dirancang dengan tata ruang, hutan yang semula menyelimuti desa tersebut, mulai dipadati rumah penduduk hingga seperti sekarang ini.

Kiai Syamsul memang terus sibuk membesarkan pondoknya. Namun sebagai kiai yang memiliki visi ke depan, ia juga mengirim kedua anaknya, masing-masing As'ad dan Abdurrahman ke Mekkah Saudi Arabia , untuk mendalami ilmu agama. Hal ini dilakukan karena Kiai Syamsul menginginkan anaknya kelak harus melanjutkan kepemimpinan pondok pesantren.

Kiai As'ad yang menjadi ulama kharismatik sekembalinya ke tanah air, punya andil besar dalam lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia . Ia terkenal dengan sebutan œmediator berdirinya NU. Karena saat itu, ia yang menyampaikan isyarat samawiyah tentang organisasi para ulama itu dari Kiai Kholil Bangkalan kepada Kiai Hasyim Asy'ari Jombang. Setelah menggantikan kepemimpinan ayahnya yang meninggal tahun 1951, ia pernah menjadi anggota Konstituante.

Di bawah kepemimpinan Kiai As'ad, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah mengalami perkembangan sangat cepat jika dibanding dengan pondok-pondok yang lain di wilayah Jawa Timur. Sepeninggal Kiai As'ad (1990), kepemimpinan pondok dipegang putranya, KHR Achmad Fawaid. Ia tampil memimpin pondok pada usia 22 tahun. Banyak pihak mengira, sepeninggal Kiai As'ad, Pesantren Sukorejo, sebutan populernya, akan sulit menyerap santri baru. Namun kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Di bawah kepemimpinan kiai muda ini, ternyata Pesantren Sukorejo terus meroket dengan jumlah santri terus membengkak. Kalau pada zaman Kiai As'ad jumlah santri Salafiyah cuma 5.000 orang pada kepemimpinan Kiai Fawaid membengkak menjadi 15.000 orang.

Pada saat memegang tampuk kepemimpinan pondok, Kiai Fawaid memang masih sangat belia untuk ukuran sebuah pesantren sebesar Sukorejo. Namun kerja kerasnya membuat perkembangan pondok ini jauh melebihi perkiraan orang. Kiai yang selalu berpenampilan rendah diri ini, tak pernah terbawa emosi dalam memimpin pesantren warisan ayahnya.

Ketika Kiai As'ad Syamsul Arifin masih hidup, anak lelaki satu-satunya ini banyak dititipkan kepada kiai besar NU. Maksudnya, tak lain agar ia banyak berguru pada berbagai kiai yang memiliki gaya maupun cara yang berbeda-beda dalam mengelola pesantren. Bagaimana pun, saya tidak akan jauh dari tuntunan Aba kata Kiai Fawaid suatu ketika.

Kiai As'ad Syamsul Arifin yang pernah menjadi mustasyar PBNU selalu mengungkapkan, itu adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil. Dengan kata lain, pesantren adalah ciri khas ke-NU-an yang ditandai dengan adanya lembaga, kiai, dan santri plus kitab-kitab kuning. Adalah gagasan dari sang kiai ini pula agar Munas dan Muktamar ke-27 NU (1984) diselenggarakan di pesantren Kiai As'ad di Sukorejo Situbondo Jawa Timur. Kemudian, diharapkan Munas dan Muktamar selanjutnya sebisanya diadakan di lingkungan pondok pesantren.

Kiai As'ad berkeyakinan, NU itu sendiri adalah ikatan ulama dan kiai pondok. Ironis sekali bila orang memimpin NU tapi tak pernah menjadi santri, apalagi kiai, katanya pada suatu ketika. Dan memang, tumbuhnya sebagian besar pondok di negeri ini dapat dikatakan seirama dengan lahirnya ikatan ulama ahlussunnah waljamaah , yang kemudian mendirikan Nahdlatul Ulama itu. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Situbondo Jawa Timur.

Penataan Manajemen

Setelah menggantikan ayahnya mengasuh Pesantren Sukorejo, Kiai Fawaid segera membenahi sistem manajemen pondok sesuai dengan tuntutan zaman. Di antara kebijakan yang diterapkan adalah menerapkan manajemen terbuka. Hal ini terlihat dari penunjukan sejumlah santri yang berprestasi untuk memegang posisi penting di kepengurusan pesantren dan lembaga pendidikan yang ada.

Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir ini, pendidikan Pesantren Salafiyah terus berkembang. Sebagai misal, Ma'had Aly li al- Ulum al-Islamiyah Qism al-Fiqh atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ma'had Aly, sebuah lembaga pasca pesantren yang menitikberatkan pada kajian ilmu-ilmu fiqh, berkembang di tangan kiai muda ini. Begitu pula, bangunan fisik pesantren juga mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Begitu juga sistem pendidikan berbasisi kompetensi juga mulai diterapkan di pesantren ini.

Pendidikan tinggi yang ada di pesantren ini menyerap sekitar 2.500 mahasiswa. Ada tiga fakultas di bawah naungan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII), yakni Fakultas Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah. Di samping itu ada dua akademi dan satu sekolah tinggi, yaitu Akademi Perikanan (Aperik), Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (Amik), dan Sekolah Tinggi Ilmu Perawat (Stiper). Juga ada Program Pascasarjana dengan Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam (MPdI) dan Konsentrasi Metodologi Istimbat Hukum Islam (MHI).

Tenaga pengajar IAII antara lain Prof. KH. Ali Yafie, Prof. Dr. KH. Sjeichul Hadi Permono, SH MA, Prof. Dr. Simanhadi Widyo Prakosa, Prof. Dr. Ridwan Nasir, MA, Prof. KH Abdul Halim Muhammad, SH, Dr. Ibrahim Bafadal, MA, HM Moerad baso, MBA, MSc, PhD, dan sejumlah nama lainnya. IAII dan Ma'had Aly sering mengadakan seminar dan sarasehan keislaman, dengan mengundang sejumlah cendikiawan dan birokrat dari Jakarta . Ma'had Aly dalam menjalankan program-programnya menjalin mitra kerja sama dengan lembaga lain. Antara lain Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta , LkiS Jogyakara, Lakpesdam NU, JIL Jakarta, dan ISIS Jakarta.

Perkampungan Pesantren

Pesantren Sukorejo yang menempati areal seluas 11,9 Ha merupakan perkampungan tersendiri. Pedukuhan Sukorejo hampir semuanya untuk area kegiatan pesantren. Lembaga pendidikan yang dikembangkan di pesantren ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Bahkan bengkel, kebun, perumahan ustadz/dosen, puskesmas, dan pertokoan, menempati lahan pesantren. Mulai Madrasah Aliyah (kurikulum Depag) sampai SMA/SMK (kurikulum Diknas) menempati areal pesantren yang ditumbuhi nyiur yang rindang.

Selain itu, berbagai keterampilan seperti pertukangan, otomotif, pertanian, dan koperasi tumbuh pesat di kalangan para santri yang berdatangan dari berbagai daerah mulai dari Aceh sampai Papua. Seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), semua suku hampir terwakili di sini, komentar seorang santri dari Jakarta . Bahkan menurut catatan pengurus pondok, siswa dari Singapura , Malaysia , dan Brunai Darussalam juga belajar di Salafiyah.

Berapa santri harus membayar biaya pendidikan di Pesantren Salafiyah? Biaya pendidikan di pesantren ini, dikenal dengan sebutan Uang Tahunan Pesantren (UTAP), yang dihitung selama setahun dan tergantung tingkat pendidikan. Utap berkisar antara Rp 120.000 sampai Rp 375.000 dan masih bisa diangsur. Namun pesantren ini juga memberikan beasiswa kepada anak yatim dan mereka yang tidak mampu. Pemberian beasiswa itu ditentukan oleh pengurus pondok, berdasarkan kriteria yang sudah diatur.

Fasilitas yang disediakan pesantren kepada para santri antara lain: bangunan asrama, listrik, air serta pendidikan yang dipilihnya. Di samping itu pendidikan non formal, seperti kajian-kajian kitab kuning dan beberapa kursus. Selebihnya, seperti mencuci dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan santri sendiri atau melalui koperasi yang juga mengelola konsumsi para santri. Konon, koperasi pondok ini setiap tahun mendapat keuntungan Rp 350 juta.

Menjaga jarak

Walaupun Kiai As'ad telah tiada, toh banyak pejabat yang bertandang ke Pesantren Salafiyah. Dalam sebuah wisuda sarjana S1, Drs Mar'ie Muhammad (saat itu masih menjabat Menteri Keuangan) pernah memberikan ceramah ilmiah. Melihat sambutan spontanitas ribuan santri yang berkerumun dengan tetap bersikap santun. Mar'ie yang disertai pakar ekonomi Drs. Kwik Kian gie bertutur, Ini baru arus bawah, bukan rekayasa arus bawah.
Para Gubernur Jawa Timur dan Pangdam V/Brawijaya juga sering berkunjung ke pondok ini. Ini menunjukkan bahwa Pondok Sukorejo terbuka, kata KHR Achmad Fawaid. Menurutnya, tidak hanya tamu-tamu biasa seperti umumnya sering silaturrahim ke pondok, yang resmi seperti para pejabat dan jenderal pun datang meninjau ke pondok.

Pondok Sukorejo memang dekat dengan pejabat, namun tetap menjaga jarak. Karena itu bisa dipahami bila kemudian, setiap Pemilu pondok ini jadi œlangganan para petinggi parpol agar mendukung konsestan tertentu. Toh tak pernah berhasil. Mengapa? Kami akan meneruskan sikap Aba , bahwa seorang nahdliyin (warga NU) harus berpegang khittah ashliyyah yakni khittah 26 itu, ujar Kiai Fawaid. erserah mereka untuk memilih salah satu kontestan. Itu bukan tanggung jawab kami, lanjutnya.

Sikap netral Pondok Sukorejo itulah yang barangkali justru membuat respek baik œarus bawah maupun arus atas pada kiai dan pondok. Karena itu, bila ada pihak tertentu yang ingin silaturrahim, pengasuh pondok ini tetap menerimanya. Silakan tapi ingat jangan mengikat, kata kiai muda ini.

Galeri



Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo


Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo

Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan narna Pangeran Situborido atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan din, ha! tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal-dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah ‘odheng’ (ikat kepala).
Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BaANDO ikat , ha! tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, kenjitaan mi mendekati kebenaran k banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo
Legenda Pangeran Situbondo

Pengeran Situbondo atau Pengeran Aryo Gajah Situbondo besaral dan Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putni Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, naniun sayang keinginan Pangeran Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membábat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo;Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketika
keponakannya yang bernama Joko Taruno dan Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya, dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus mengalahkan Pangeran Situbondo tenlebih dahulu. Terdorong. kejnginannya untuk menyunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat mengadakan sayembara bahwa “barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya”.Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk mencobar maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam ertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah ‘odheng’ (ikat kepala) Pangeran Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekanang menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo.Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, narnun Adipati Suroboyo tidak begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya’ disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan siapayang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung “Joko Dolog” akibat kebohongannya.Sejarah Kota SitubondoSejarah Kabupaten Situbondo tidak tenlepas dan sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki.Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di dáerah pesisir tennasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo’ Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.Pada rnasanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk rnembiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali o!eh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki.Da!am masa Pemerlntahan Kacten I I banyak membantu I-’emenntaii Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pmtu Lima di Desa Kotakan Situbondot$etelah Raden Prawirodiningrat I meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II’ (± th 1830). Dálam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demaas, PG. Wringinanorn, PG. Panji, dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa “Kalung Emas Bandul Singa”.Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menj adi Bupati Probolinggo.Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain : Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Miandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, ha! mi terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.PERUBAHAN NAMA KABUPATENPada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah “Kabupaten Panarukan” dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jenchal Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan “Jalan Anyer - Panarukan” atau lebih dikenal lagi “Jalan Daendels”, kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daeráh
Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang mi, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).
Terakhir kali diperbaharui.

2 Mar 2009

Pendaratan belanda di pantai pasir putih situbondo

SITOEBONDOE 1947

SITOEBONDOE 1947.

LANDING PASIR POETIH, 1947.










SITOEBONDOE 1947.

LANDING PASIR POETIH, 1947.








20 Feb 2009

!!nk n @bdus


Home!!nk & @BDU5
PETUAH CINTA

kalo cowok ganteng berbuat jahat 
cewek-cewek bilang: nobody's perfect
kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek-cewek bilang: pantes...tampangnya kriminal

kalo cowok ganteng nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: wuih jantan...kayak di filem-filem
kalo cowok jelek nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: pasti premannya temennya dia...

Kalo cowok ganteng pendiam
cewek-cewek bilang: woow, cool banget...
kalo cowok jelek pendiam
cewek-cewek bilang: ih kuper...

kalo cowok ganteng jomblo
cewek-cewek bilang: pasti dia perfeksionis
kalo cowok jelek jomblo
cewek-cewek bilang: sudah jelas...kagak laku...

kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: klop...serasi banget...
kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: pasti main dukun...

kalo cowok ganteng diputusin cewek
cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan masih ada aku...
kalo cowok jelek diputusin cewek
cewek-cewek bilang:...(terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah, liat dulu dong bentuknya)...

kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip bule sih...
kalo cowok jelek ngaku indo
cewek-cewek bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot...

kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek-cewek bilang: perasaannya halus...penuh cinta kasih
kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek-cewek bilang: sesama keluarga emang harus menyayangi...

kalo cowok ganteng bawa BMW
cewek-cewek bilang: matching...keren luar dalem
kalo cowok jelek bawa BMW
cewek-cewek bilang: mas majikannya mana?...

kalo cowok ganteng males difoto
cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya kesebar-sebar
kalo cowok jelek males difoto
cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?...

kalo cowok ganteng naek motor gede
cewek-cewek bilang: wah kayak lorenzo lamos ...bikin lemas...
kalo cowok jelek naek motor gede
cewek-cewek bilang: awas!! mandragade lewat...

kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: ini baru cowok gentlemen
kalo cowok jelek nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: naluri pembantu, emang gitu...

kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek-cewek bilang: let me be your shoulder to cry on
kalo cowok jelek bersedih hati
cewek-cewek bilang: cengeng amat!!...laki-laki bukan sih?

Kalo cowok ganteng baca tulisan ini langsung ngaca sambil senyum-senyum kecil, 
lalu berkata "life is beautifull"
kalo cowok jelek baca tulisan ini, Frustasi, ngambil tali jemuran, 
trus triak sekeras-kerasnya"HIDUP INI KEJAAAAMMM

@bdusraisa Slide baru

Print